LARUNG ANGIN
(untuk zaman yang lupa akan rasa terpesona pada hal yang sederhana)
Suara angin mengetuk dari atas atap
sebagai kembara ia
bertamu pada setiap musim;
kemarau dan penghujan.
Setiap hari ia dilarung hembus semilir
sehingga lupa darimana ia dilahirkan
yang mencari bayang seiring tiupan;
tanpa rahim, tanpa telur, tanpa biji.
Ke segala penjuru arah
ia berkelana menjadi cahaya, menjadi suara
yang menyimpan tanya
" kemanakah harus berhulu kelak nantinnya? "
maka tak selamanya
ia singgah dengan sepasang sayap
dan sampai ia mengerti arti suatu kehadiran
yang menemukan sebuah lingkaran perhentian;
jawaban.
bahwa ia
tak pernah terlihat menjadi nyata,
tak dirasa sebagai apa,
karena ia bukan siapa-siapa, hanya angin semata.
2009
April Wish list!
6 tahun yang lalu
Puisi-puisinya keren. Tapi tampilannya menyulitkan penikmat.
BalasHapusSalam hangat..