Selasa, 21 Juli 2009

LARUNG ANGIN

LARUNG ANGIN

(untuk zaman yang lupa akan rasa terpesona pada hal yang sederhana)



Suara angin mengetuk dari atas atap
sebagai kembara ia
bertamu pada setiap musim;
kemarau dan penghujan.

Setiap hari ia dilarung hembus semilir
sehingga lupa darimana ia dilahirkan
yang mencari bayang seiring tiupan;
tanpa rahim, tanpa telur, tanpa biji.

Ke segala penjuru arah
ia berkelana menjadi cahaya, menjadi suara
yang menyimpan tanya
" kemanakah harus berhulu kelak nantinnya? "

maka tak selamanya
ia singgah dengan sepasang sayap
dan sampai ia mengerti arti suatu kehadiran
yang menemukan sebuah lingkaran perhentian;
jawaban.

bahwa ia
tak pernah terlihat menjadi nyata,
tak dirasa sebagai apa,
karena ia bukan siapa-siapa, hanya angin semata.



2009

1 komentar:

  1. Puisi-puisinya keren. Tapi tampilannya menyulitkan penikmat.

    Salam hangat..

    BalasHapus