Rabu, 29 Juli 2009

DONGENG ULAR

DONGENG ULAR


setiapkali Ibumu nasihatkan
"janganlah kau makan sembari tiduran"

seiring itu pula kau elakan
berkelakar tentang mitos yang kau acuhkan

maka tulah akan menyumpahimu
menjadi seekor ular
dengan sisik samar, punggung ganjil menyembul memar
yang akan ditunggang arwah anak-anak yang mati penasaran
mengutusmu untuk bertikai mengalahkan kutukan

bunyi desismu adalah doa sesal
seperti lantunan, tangis ampunan

petanda dirimu pembantah
yang melanggar petuah


2009

DONGENG JAMBU MONYET

DONGENG JAMBU MONYET


Konon pada malam hari
kau akan berubah menjadi sebuah jambu monyet
karena kau gegabah
"tentang apa yang Ibumu pesankan kepadamu"

dan pada pagi harinya
kau akan menemui dirimu sudah bergelantung
di dahan hutan tersembunyi
tempat manusia-manusia dikutuk menjadi kera

pekikmu menjadi kalap yang paling rasuk
di setiap liang telinga anak-anak yang bergentayangan

agar mengirimmu pada purnama
yang kelak akan mengabulkan
sumpahmu



2009

DONGENG KUKU

DONGENG KUKU


Pantangan dari Ibumu menjadi hal yang paling pamali di setiap putaran malam
"jangan kau menggunting kuku di malam jumat"

Maka kuku-kuku itu akan menjelma kelemanyar
berkunar-kunar serupa mata kunarpa

menyelinap dalam mimpimu
menyaru lindur yang menghantui setiap tidur gaibmu

adalah niscaya
mengharuskan mu untuk menanam kuku-kuku itu
ke dalam tanah, untuk mencabut tulah

dan biarlah bermoksa menjadi kunang-kunang
yang berpendar-pendar
di tengah gelap kuburan




2009

Selasa, 21 Juli 2009

LARUNG ANGIN

LARUNG ANGIN

(untuk zaman yang lupa akan rasa terpesona pada hal yang sederhana)



Suara angin mengetuk dari atas atap
sebagai kembara ia
bertamu pada setiap musim;
kemarau dan penghujan.

Setiap hari ia dilarung hembus semilir
sehingga lupa darimana ia dilahirkan
yang mencari bayang seiring tiupan;
tanpa rahim, tanpa telur, tanpa biji.

Ke segala penjuru arah
ia berkelana menjadi cahaya, menjadi suara
yang menyimpan tanya
" kemanakah harus berhulu kelak nantinnya? "

maka tak selamanya
ia singgah dengan sepasang sayap
dan sampai ia mengerti arti suatu kehadiran
yang menemukan sebuah lingkaran perhentian;
jawaban.

bahwa ia
tak pernah terlihat menjadi nyata,
tak dirasa sebagai apa,
karena ia bukan siapa-siapa, hanya angin semata.



2009

KELINDAN HUJAN

KELINDAN HUJAN

(untuk zaman yang lupa akan rasa terpesona pada hal yang sederhana)





Jalinan hujan mengayun serumpun daun pohon lontar

berkecipak lantunan, mengalun pada hujan yang berkelindan;
sebelum jatuh di tengah-tengah kebun.

Menghimpun sebuah pertemuan diam-diam dengan tenang

kemudian saling memintal, sulam-menyulam, mengucur perlahan;
sebelum hujan bersalin menjadi embun.

Tak ada yang dirahasiakan dari mereka

Hujan dan daun semata yang membuat terpesona

dan sampai pula pada sebuah telaga, yang menjadi telur-telur air di muka genangannya

bahwa mereka
tak pernah menjadi apa-apa,
tak tampak istimewa,
tak pernah benar-benar ada.



2009

AKROISTIK: Rahasia yang disembunyikan di baris depan

AKROISTIK: Rahasia yang disembunyikan di baris depan




Abjad mengumpul berurut menjadi sebuah nama; Akroistik

Kata adalah leluhurmu, asal mula bahasa, dimana aksara diletakan, dan kapan nama dituliskan

Rahasia yang disembunyikan di dalam mata, yang awas tahu dimana kau berada

Organmu bagian dari aksara ke aksara yang menghimpun jadi satu bersusun

Inisialmu A, ekormu K, berular sepanjang huruf, sepanjang nama

Sandiasma, Chindil menyebutmu dengan istilah Jawa

Tanggal kelahiranmu tak berangka, tapi kau tetap mengenalinya sebagai saudara; Angka

Itulah Akroistik berantai yang menyimpan jawaban yang dapat ditemukan

Kelahiranmu aku letakan di pangkalnya, di barisan depan untuk sebuah rahasia yang disembunyikan



2009

TANKA: Arcadurja

TANKA: Arcadurja


Bakda tertera

di batu tilas tua

kutukan Dewa

mantra yang menyihirmu

menjadi Arcadurja


2009

Kamis, 02 Juli 2009

Haiku: Wanita Mantra

Haiku: Wanita Mantra


Wanita mantra
berjakun segitiga
tubuh siapa?


2009

Ghazal: Memahat Hatimu

Ghazal: Memahat Hatimu


Ghazal yang aku tempa saat senja di hatimu
Akan ku tempatkan yang di paling hujung hatimu

Pohon eru yang rantingnya terjela siapku belah
Aku tak lupa bentuk pola yang ada di hatimu

Aku ukir kulit kayu di ruas antara buku
memahatnya hingga mewujud, membentuk hatimu

Coklat perdu, getah luka parut pada daging kayu
seperti bekas luka yang pernah singgah di hatimu

Kawanan kumbang menjelma ngiang rindu
sampai aku akhiri dengan kata hatimu

Kaum bulan menyebutku Karkata; pemilik cangkang
yang gemar memahat kayu berbentuk hatimu


2009

Trinet: Musim Petaka

Trinet: Musim Petaka


hujan belalang

panen hama

air muara bersalin warna rasa tuba

angin bau dosa membawa ratusan nyawa

wabah bala

musim petaka



2009

Nonet: Memotong satu aksara setiap larik pada ekor-Mu

Nonet: Memotong satu aksara setiap larik pada ekor-Mu

-untuk Hasan Aspahani



Dan perlahan Kau menghilangkan

Satu demi satu tanggal

Yang tetap, yang dilesap

Hilang yang sepenggal

Maka menjelma

Dalam jejak

Membentuk

Sajak

Mu




2009